CARA
GURU BK MENGATASI SISWA YANG SERING MEMBOLOS
Perilaku membolos dikalangan pelajar
sudah sangat populer
dari sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah atas
.Berdasarkan survei ada banyak faktor yang menyebabkan siswa bolos sekolah,
salah satunya karena mereka tidak mau mengikuti mata pelajaran tertentu yang
tidak disukainya, atau karena tidak suka pada salah satu guru, atau membolos
karena diajak/mengikuti teman. program Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan
salah satu cara yang baik dalam menghadapi siswa yang sering bolos sekolah.
Menghentikan kebiasaan membolos
memang tidak mudah yang seperti kita bayangka, tetapi usaha untuk mengurangi kebiasaan
tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah
dengan program Bimbingan Konseling (BK). Kita mungkin pernah melihat atau
bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal
menghukum bukanlah satu - satunya jalan untuk membuat siswa tidak mengulangi
kebiasaan buruk tersebut. Bisa jadi hal tersebut malah menjadikan siswa lebih
bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa yang baru menginjak masa remaja
merupakan masa - masa di saat kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung
dan mudah sekali marah. Tindakan yang dapat dilakukan dengan mengetahui faktor
- faktor penyebabnya, guru BK harus sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan
siswa. Langkah selanjutnyamengadakan pendekatan agar siswa yang bolos mau
menerima arahan dari guru BK. Apa bila siswa masih tertutup dan tidak mau menceritakanalasan
mengapa Ia bolos, makaguru BK
menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua
informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung memberi nasehat
dan arahan yang baik. Tidak teraturnya siswa masuk sekolah tidak sepenuhnya
terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan siswa
atau yang kurang dikuasai anak.
Faktor
- Faktor Penyebab Siswa Membolos
Penyebab siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa
faktor
eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya:
1.faktor keluarga
Mungkin kita pernah mendengar (atau mungkin
sering) ada siswa yang tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh orang tuanya.
Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini dianggap paling efisien untuk
mengatasi krisis atau permasalahan dalam keluarganya. Misalkan kakaknya sakit,
sementara kedua orang tuanya harus pergi bekerja mencari nafkah. Untuk menemani
kakaknya tersebut maka adiknya terpaksa tidak masuk sekolah. Untuk alasan
tersebut bolehlah adik tidak masuk sekolah
2.kurangnya kepercayaan diri
Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas. Faktor
utama penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia mematikan
kreatifitas siswa. Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki
siswa, tetapi jika tidak berani atau merasa tidak mampu untuk melakukannya sama
saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan takut akan selalu gagal membuat
siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya. Ia tidak ingin malu,
merasa tidak berharga, serta dicemoohsebagai akibat dari kegagalan tersebut.
Perasaan rendah diri tidak selalu muncul pada setiap mata pelajaran. Terkadang
ia merasa tidak mampu dengan mata pelajaran matematika, tetapi ia mampu pada
mata pelajaran biologi. Pada mata pelajaran yang ia tidak suka, ia cenderung
berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia akan pilih-pilih jika akan masuk
sekolah. Sementara itu siswa tidak menyadari bahwa dengan tidak masuk sekolah
justru membuat dirinya ketinggalan materi pelajaran. Melarikan diri dari
masalah malah akan menambah masalah tersebut.
3.faktor personal
Faktor personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau
hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena
kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
4 4.faktor dari sekolah
Dalam seting sekolah, guru memiliki peran penting pada perilaku siswa, termasuk
perilaku membolos. Jika guru tidak memperhatikan siswanya dengan baik dan hanya
berorientasi pada selesainya penyampaian materi pelajaran di kelas, peluang
perilaku membolos pada siswa semakin besar karena siswa tidak merasakan
menariknya pergi ke sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
memperhatikan siswa sehingga mereka tertarik datang dan merasakan manfaat
sekolah adalah dengan melakukan pengenalan terhadap apa yang menjadi minat tiap
siswa, apa yang menyulitkan bagi mereka, serta bagaimana perkembangan mereka
selama dalam proses pembelajaran.
Peran
guru Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang Suka Membolos
Bimbingan
Konseling atau sering disebut sebagai BP dahulu sering kali menjadi sesuatu
yang dibenci oleh siswa karena lebih berfungsi sebagai tempat bagi siswa yang
bermasalah. Jika ada siswa yang bermasalah melanggar aturan sekolah maka
langsung dipanggil guru BP untuk dilakukan pembinaan yang cenderung ke arah
penghakiman. Pemahaman itu semestinya perlu sedikit diubah yaitu bahwa
Bimbingan SKonseling tidak hanya mengurusi anak yang bermasalah melanggar
aturan sekolah namun juga harus bisa berfungsi sebagai teman bagi siswa dan
pelajar hingga bisa menjadi tempat curhat.Guru BK semestinya bisa memberikan
rasa nyaman kepada siswa dengan dapat memberikan banyak solusi terhadap
masalah-masalah yang dihadapi siswa baik stres masalah pelajaran,
keluarga,pertemanan dan lain sebagainya..
Dalam menghadapi anak tersebut peran guru BK sangatlah penting sebagai sarana
untuk mencari solusi. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih
terbuka dengan pemasalahannya, sehinggaguru BK dapat memahami dan mendapat
pemahaman secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
Adpun tindakan yang harus dilakukan
oleh guru BK yaitu
Dengan
mengetahui faktor - faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi
permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa
yang membolos mau menerima arahan dari pembimbing. Adapun jika siswa masih
bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos,
maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya
2. Menerapkan Gerakan Disiplin
Gerakan
disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang membolos atau pergi
pada waktu jam-jam sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers: Jakarta. 1991
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2006
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2006