Selasa, 02 Desember 2014

cara guru bk mengatasi siswa yang sering bolos




CARA GURU BK MENGATASI SISWA YANG SERING MEMBOLOS

Perilaku membolos dikalangan pelajar sudah sangat populer dari sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah atas .Berdasarkan survei ada banyak faktor yang menyebabkan siswa bolos sekolah, salah satunya karena mereka tidak mau mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak disukainya, atau karena tidak suka pada salah satu guru, atau membolos karena diajak/mengikuti teman. program Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi siswa yang sering bolos sekolah.       
            Menghentikan kebiasaan membolos memang tidak mudah yang seperti kita bayangka, tetapi usaha untuk mengurangi kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK). Kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu - satunya jalan untuk membuat siswa tidak mengulangi kebiasaan buruk tersebut. Bisa jadi hal tersebut malah menjadikan siswa lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa yang baru menginjak masa remaja merupakan masa - masa di saat kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah sekali marah. Tindakan yang dapat dilakukan dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya, guru BK harus sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnyamengadakan pendekatan agar siswa yang bolos mau menerima arahan dari guru BK. Apa bila siswa masih tertutup dan tidak mau menceritakanalasan  mengapa Ia bolos, makaguru BK menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung memberi nasehat dan arahan yang baik. Tidak teraturnya siswa masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan siswa atau yang kurang dikuasai anak.
Faktor - Faktor Penyebab Siswa Membolos
          Penyebab siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa factor  yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa
faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya:
 1.faktor keluarga
                   Mungkin kita pernah mendengar (atau mungkin sering) ada siswa yang tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh orang tuanya. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini dianggap paling efisien untuk mengatasi krisis atau permasalahan dalam keluarganya. Misalkan kakaknya sakit, sementara kedua orang tuanya harus pergi bekerja mencari nafkah. Untuk menemani kakaknya tersebut maka adiknya terpaksa tidak masuk sekolah. Untuk alasan tersebut bolehlah adik tidak masuk sekolah
2.kurangnya kepercayaan diri
         Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas. Faktor utama penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia mematikan kreatifitas siswa. Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki siswa, tetapi jika tidak berani atau merasa tidak mampu untuk melakukannya sama saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan takut akan selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya. Ia tidak ingin malu, merasa tidak berharga, serta dicemoohsebagai akibat dari kegagalan tersebut. Perasaan rendah diri tidak selalu muncul pada setiap mata pelajaran. Terkadang ia merasa tidak mampu dengan mata pelajaran matematika, tetapi ia mampu pada mata pelajaran biologi. Pada mata pelajaran yang ia tidak suka, ia cenderung berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia akan pilih-pilih jika akan masuk sekolah. Sementara itu siswa tidak menyadari bahwa dengan tidak masuk sekolah justru membuat dirinya ketinggalan materi pelajaran. Melarikan diri dari masalah malah akan menambah masalah tersebut.
3.faktor personal
                   Faktor personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
4    4.faktor dari sekolah
                 Dalam seting sekolah, guru memiliki peran penting pada perilaku siswa, termasuk perilaku membolos. Jika guru tidak memperhatikan siswanya dengan baik dan hanya berorientasi pada selesainya penyampaian materi pelajaran di kelas, peluang perilaku membolos pada siswa semakin besar karena siswa tidak merasakan menariknya pergi ke sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memperhatikan siswa sehingga mereka tertarik datang dan merasakan manfaat sekolah adalah dengan melakukan pengenalan terhadap apa yang menjadi minat tiap siswa, apa yang menyulitkan bagi mereka, serta bagaimana perkembangan mereka selama dalam proses pembelajaran.

Peran guru Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang Suka Membolos

Bimbingan Konseling atau sering disebut sebagai BP dahulu sering kali menjadi sesuatu yang dibenci oleh siswa karena lebih berfungsi sebagai tempat bagi siswa yang bermasalah. Jika ada siswa yang bermasalah melanggar aturan sekolah maka langsung dipanggil guru BP untuk dilakukan pembinaan yang cenderung ke arah penghakiman. Pemahaman itu semestinya perlu sedikit diubah yaitu bahwa Bimbingan SKonseling tidak hanya mengurusi anak yang bermasalah melanggar aturan sekolah namun juga harus bisa berfungsi sebagai teman bagi siswa dan pelajar hingga bisa menjadi tempat curhat.Guru BK semestinya bisa memberikan rasa nyaman kepada siswa dengan dapat memberikan banyak solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa baik stres masalah pelajaran, keluarga,pertemanan dan lain sebagainya..
                Dalam menghadapi anak tersebut peran guru BK sangatlah penting sebagai sarana untuk mencari solusi. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehinggaguru BK dapat memahami dan mendapat pemahaman secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
            Adpun tindakan yang harus dilakukan oleh guru BK yaitu

     1.Dengan Mengetahui Faktor - Faktor Penyebabnya
Dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima arahan dari pembimbing. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya
          2.  Menerapkan Gerakan Disiplin
Gerakan disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang membolos atau pergi pada waktu jam-jam sekolah.

 DAFTAR PUSTAKA

 Kartono, Kartini. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers: Jakarta. 1991
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2006